SRI KRESNA KEPAKISAN

Pada  tahun 1324 – 1343 Masehi, di Bali, berdiri Kerajaan Bedahulu dengan rajanya bernama Sri Tapolung yang bergelar Gajah Waktra, dengan ibu kota kerajaan Bataanyar. Dalam memerintah beliau dibantu oleh seorang perdana mentri yang sangat masyur bernama Pasung Gerigis yang berkedudukan di Tengkulak, dibantu oleh seorang mentri yaitu Patih Ulung. Disamping itu raja juga dibantu oleh beberapa petinggi kerajaan terpercaya seperti:

  1. Ki Patih Kebo Iwa di Blahbatuh, keturunan Kiai Karang Buncing
  2. Demung Gudug Basur
  3. Tumenggung Ki Kala Gemet
  4. Giri Kumana (Ularan) di Bali Utara
  5. Ki Tunjung Tutur di Tianyar
  6. Tunjung Biru di Tenganan
  7. Ki Buan di Batur
  8. Ki Tambyak di Jimbaran
  9. Ki Kopang di Seraya
  10. Ki Kalung Singkal di Taro

Pemerintahan kerajaan di bawah Raja Sri Tapolung dan Perdana Mentri Ki Pasung Gerigis dibantu oleh para mentri dan petinggi kerajaan tersebut merupakan sebuah pemerintahan yang kompak sehingga disegani baik kawan maupun lawan. Hal ini pulalah yang menyebabkan Kerajaan Bedahulu tidak mudah ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit.  Beberapa kali serangan dari Majapahin dapat digagalkan.

Sekitar tahun 1343 Masehi, Kerajaan Bedahulu akhirnya dapat ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit dimana Kria Patih Gajah Mada mengerahkan kekuatan penuh untuk menyerang Kerajaan Bedahulu dari segala penjuru.

Dalam penyerangan, Kria Patih Gajah Mada turun langsung memimpin pasukan Majapahit dan sebagai panglima besarnya adalah Arya Damar dengan panglima pasukannya adalah:

  1. Ki  Arya Damar (Aditya Warman) mengepung Bali dari utara beserta Kiai Sentong Arya, Ki Kula Wandira (Arya Kota Waringin), Ki Kelenteng (Arya Blegeng).
  2. Ki Arya Kenceng mengepung Bali dari selatan bersama Arya Belog, Arya Pengalasan, Arya Kanuruhan.
  3. Patih Gajah Mada mengepung Bali dari timur bersama Ki Patih Kulangwangsa/Arya Gajah Para (berasal dari Mpu Witadharma).

Pertempuran yang terjadi tahun 1343 di Tengkulak (Peliatan), Raja Sri Tapolung beserta hulu balangnya Kebo Warunya dan Gudug Basur tewas dalam pertempuran. Sedangkan Ki Pasung Gerigis ditangkap dan dipenjarakan untuk beberapa lama. Setelah Ki Pasung Gerigis menyatakan setia kepada Raja Majapahit, beliau lalu dibebaskan dan diangkat menjadi pembantu Patih Gajah Mada.

Setelah Kerajaan Bedahulu ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit, dan setelah keamanan dan ketertiban dinyatakan pulih akibat peperangan, Kria Patih Gajah Mada dan Arya Damar dipanggil kembali ke Majapahit. Pada saat ini terjadi kekosongan pemerintahan di Bali. Atas prakarsa Patih Ulung, berangkatlah utusan ke Kerajaan Majapahit bersama keluarga Arya Pemacekan dan Arya Kepasekan. Atas perintah Raja Majapahit, Patih Ulung diminta untuk memimpin dan menyelenggarakan pemerintahan di Bali sampai nanti diangkatnya Adipati untuk Bali.

Pada sekitar tahun 1350 Masehi, kira-kira 7 tahun setelah jatuhnya Kerajaan Bedahulu, Raja Majapahit mengangkat seorang Adipati untuk memimpin pemerintahan di Bali dengan ibu kota kerajaan di Samprangan Gianyar. Beliau adalah Sri Kresna Kepakisan, putra dari Sri Soma Kepakisan yang merupakan keturunan Mpu Bradah.

Pada awal masa pemerintahan, beliau kurang dapat memahami adat istiadat yang berlaku di Bali ketika itu. Beliau juga dianggap telah mengabaikan keberadaan tempat suci orang Bali Aga sehingga sering terjadi konflik di dalam pemerintahan dan masyarakat yang makin lama makin memuncak dan pada akhirnya meletuskan pemberontakan di beberapa wilayah. Hal ini membuat Sri Kresna Kepakisan merasa putus asa dan ingin mengembalikan tampuk pemerintahan yang dipangkunya kembali ke Majapahit. Tetapi permintaan tersebut ditolak oleh Raja Majapahit. Beliau kemudian memberikan sebuah pusaka berupa keris yang bernama Ganju Dungkul dan pakaian kebesaran kepada Sri Kresna Kepakisan.

 

 

 

*Sumber: Berbagai Sumber 

Komentar

Dewa Made mengatakan…
Dumogi rahayu 🙏

Postingan populer dari blog ini